KELUARGA BESAR SMA CEPIRING....MENGUCAPKAN

KELUARGA BESAR SMA CEPIRING....MENGUCAPKAN

22 July 2007

PPD SMA CEPIRING, LOOOOH....KOK GITU YA......

Assalamualaikum wr.wb
Tak ada gading yang tak retak, tapi kalo kebanyakan retaknya hancur dong....., barangkali keadaan tersebut cukup tepat untuk menggambarkan keberadaan PPD di SMA Cepiring. Tak sangkal lagi bahwa rekrutmen peserta didik adalah hal penting yang menjadi pijakan bagi peningkatan mutu sebuah lembaga pendidikan. Kualitas input siswa ini akan sangat mewarnai keberadaaan sekolah palingtidak untuk tiga tahun kedepan. Jika sistem penerimaan yang diterapkan cukup dapat dipertanggungjawabkan, maka hasil kerja team panitia ini paling tidak akan ternikmati untuk 3 tahun mendatang. Ketika siswa-siswa tersebut menjalani pendidikannya di SMA Cepiring. Terlepas dari keberadaan proses kelulusan siswa SMP saat ini yang saratakan "pertanyaan". Ternyata proses PPD yang terjadipun sangat-sangat memprihatinka. Tercatat beberapa hal yang perlu dicermati dan barangkali dapat menjadi evaluasi bagi kinerja pada tahun berikutnya. Diantaranya adalah :
  1. Transparansi Journal Harian, journal harian yang terpampang setiap harinya sepertinya kurang dapat memberikan informasi yang cukup bagi setiap calon siswa untuk mensikapi keberadaannya di peringkatan yang menjadi dasar penerimaan peserta didik ini. Jurnal hanya muncul 1 kali dalam 1 hari, termasuk pada hari terakhir. Belum lagi kasarnya rentang penskoran yang menyebabkan kegamangan bagi calon yang berada pada posisi kritis untuk mencabut berkas, atau meyakini berada padaposisi aman.
  2. Passing grade yang tidak jelas, akibat langsung dari sistem journal yang kurang transparant ini adalah hasil akhir perangkingan yang tidak memunculkan passing grade yang jelas, sehingga memungkinkan manipulasi nilai dan jumlah peserta di terima difihak panitia.
  3. Jumlah Siswa diterima lebih banyak dibanding siswa yang daftar ulang, sampai hari terakhir pendaftaran ulang, jam 12.00 WIB, jumlah calon peserta didik yang sudah dinyatakan lolos dalam pengumuman dan mendaftar ulang untuk loket1 ada 80 peserta, dan di loket 2 ada 56 peserta, yang artinya dari 160 jatah kursi yang tersedia masih terdapat kursi kosong 24 (lebih dari setengah kelas). Demikian juga dari data pendaftar ulang untuk jalur PMDK, dari 80 peserta yang dinyatakan diterima hanya 64 orang saja yang sudah mendaftar ulang berarti akumulasi kursi kosong seharusnya ada 40 siswa,atau tepat 1 kelas.
    Pertanyaannya tentulah, jika pada waktu MOS terdata 240 siswa, 40 orang siswa ini masuk dengan jalur seleksi apa?, dan jika jalur khusus berharga minimal 1 juta, maka paling tidak ada 40 Juta uang tanpa alamat yang masuk ke sekolah.
  4. Adanya pendaftar yang menggunakan photokopi SKHU dinyatakan di terima, pada hari kedua pendaftaran, di loket 2, petugas menemukan adanya calon siswa yang mengumpulkan kelengkapan berkas SKHU asli, dan setelah dikonfirmasi ternyata yang bersangkutan memang mendaftar dengan menggunakan SKHU photokopian, kok bisa ya..., padahal kesepatan dan di papan pengumuman jelas tertulis bahwa pendaftar yang menggunakan SKHU photokopian tidak akan dirangking, yang artinya tidak mungkin dapat di terima.
    Kalau kejadiannya seperti ini, tanpa mencoba mencari kambing hitam permasalahan, proses penangannya harus bagaimana. Untuk di gagalkan tentunya tidak mungkin, karena yang bersangkutan mendapatkan amplop yang berisi pernyataan diterima, dan namanya terpampang di papan pengumuman. Jika tetap di terima, terus bagaimana dengan nilai fairnest yang harusnya dijunjung tinggi dalam pelaksanaan tugas.
    Ya sudah....... terima saja akhirnya, dengan harapan semoga tidak ada siswa yang tidak diterima kemudian protes.
Tanpa bermaksud menyalahkan siapapun dalam pelaksanaan PPD kali ini, sepertinya keadaan menjadi semakin kacau, entah ini dapat terbaca oleh masyarakat atau tidak. Yang jelas hal-hal seperti ini sebaiknya tidak untuk terulang pada PPD tahun berikutnya. AMIN
Wassalam

No comments: